Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas.
Masa remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.
Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas.
Masa remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.
Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.
Sesuai dengan karakteristik perubahan yang terjadi pada masa remaja itu sendiri dihadapkan kepada berbagai masalah yang menyangkut berbagai aspek perkembangan. masa kini remaja lebih banyak dihadapkan dengan berbagai tuntutan sebagai konsekuensi dari perkembangan masa sekarang yang sering disebut sebagai era globalisasi dengan segala aspek dan dampaknya. Kehidupan remaja tidak dapat lepas dari kondisi kehidupan masa kini. Timbulnya masalah banyak berhubungan dengan tuntutan tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja disuatu pihak, dan kurang mampuan remaja di pihak lain. Dengan demikian, masalah yang sering dihadapi remaja adalah berkenan dengan pengaruh dan tantangan dari lingkungan. Kegagalan dan penyesuaian diri ini dapat menimbulkan gejala kelainan tingkah laku para remaja, dan dapat meluas menjadi kegagalan dalam perkembangan remaja secara keseluruhan.
Masalah-masalah remaja berhubungan pula dengan ruang lingkup kehidupan para remaja itu sendiri mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam hubungan dengan keluarga, para remaja sering menghadapi masalah yang timbul karena terjadinya pergeseran peran dalam keluarga yaitu darianak-anak ke remaja yang menuntut peran yang berbeda
Kenakalan remaja merupakan salah satu dari sekian banyak masalah sosial yang semakin merebak pada waktu sekarang ini. Masalah sosial sering dikaitkan dengan masalah perilaku menyimpang dan bahkan pelanggaran hukum atau tindak kejahatan. Upaya rehabilitasi dianggap lebih tepat untuk mengatasi masalah kenakalan remaja. Hal ini karena remaja adalah generasi penerus yang masih memungkinkan potensi sumberdaya manusianya berkembang, sehingga pada saatnya akan menggantikan generasi sebelumnya menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Pada saat ini semakin berkembang bentuk penyimpangan perilaku yang dilakukan remaja. Kenakalan remaja tidak hanya berbentuk bolos sekolah, mencuri kecil-kecilan, tidak patuh pada orang tua, tetapi mengarah pada tindakan kriminal, seperti perkelahian masal antar pelajar (tawuran) yang menyebabkan kematian, perkosaan, pembunuhan dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Apa yang disebut dengan masa remaja?
2. Apa saja masalah yang dialami oleh remaja usia sekolah menengah?
3. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai masalah pada perkembangan remaja usia sekolah menengah?
4. Bagaimana cara mengatasi masalah pada perkembangan remaja usia sekolah menengah?
Pengertian Masa Remaja (adolescence)
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas di-rinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya (Gunawan: 2000).
Masa Remaja juga lazim dikenal sebagai masa sturm and drang (angin dan topan). Ia dihadapkan kepada sejumlah pertanyaan: Siapa sebenarnya aku ini? Akan menjadi apa nanti? Apakah perananku sebagai anggota masyarakat? Apa pekerjaanku? Akan menjadi bapak atau ibu macam siapa? Mengapa harus beragama?. Individu yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan bekal kepercayaan pada lingkungan, kemandirian, inisiatif, kepercayaan atas kemampuan dan kecakapannya, maka ia akan mungkin mampu mengintegrasikan seluruh unsuunsur kepribadiannya. Dengan kata lain, ia akan menemukan identitas/jati dirinya. Sebaliknya, kalau tidak ia akan berada dalam kebingungan dan kekacauan (confuision).
Laju proses perkembangan perilaku dan pribadi remaja dipengaruhi oleh tiga faktor dominan ialah faktor bawaan (heredity), kematangan (maturation), dan lingkungan (environment): termasuk belajar dan latihan (training and learning). Ketiga faktor dominan utama itu senantiasa bervariasi yang mungkin dapat menguntungkan, menghambat atau membatasi lajunya proses perkembangan tesebut.
Garis lintasan perpindahan dari awal sampai akhir masa remaja itu tidakalah selalu berjalan secara lurus dan mulus, tetapi mungkin sebaliknya berliku-liku yang bergantung atas variasi salah satu atau beberapa dari ketiga factor dominan tersebut. Liku-liku perkembangan yang ekstrem merupakan masalah yang tidak mudah diatasi, baik oleh individu yang bersangkutan ataupun oleh masyarakat secara keseluruhan (Soekanto: 1985).
Lefrancois (2002: 130) menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datang awal masa dewasanya. Secara tentatif pula para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja itu berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.
Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Oleh karena itu, mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar