Sabtu, 05 Mei 2012

Keunikan SMK N 1 ROTA BAYAT


 Keunikan SMK N 1 ROTA BAYAT

Serombongan perempuan dan laki-laki mengenakan busana paduan dari kain batik dan tenun tangan. Kain batik atau tenun dijadikan rok selutut atau semata kaki, lalu dipadukan dengan selendang batik atau tenun yang digunakan untuk menutup bahu dan disimpul membentuk pita di depan dada. Sungguh unik dan etnik.
Mereka membawa kain batik panjang dengan motif flora karya sendiri yang dibentangkan sambil berlenggak-lenggok di atas panggung. Karya para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 ROTA yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini mengingatkan Lily Kasoem akan Kenzo—perancang busana kenamaan asal Jepang—yang tinggal di Paris, Perancis, dan selalu memasukkan ciri khas negaranya pada karya-karyanya.
Menurut pemilik usaha Lily Kasoem Optical ini, anak-anak dari Bayat ini pun bisa menjadi Kenzo-Kenzo di masa depan. Sarana untuk membantu anak- anak dari pelosok Bayat meraih mimpinya ini telah disediakan berupa sekolah yang representatif.
SMKN 1 ROTA, dilihat dari fisik gedungnya, tidak kalah dari sekolah internasional yang ada di kota-kota besar. Ruang kelas berkondisi nyaman dengan banyak jendela besar membuat kelas terang dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Fasilitas pun lengkap.
Sekolah yang membuka dua jurusan ini, yakni tekstil dan keramik, menyediakan dua bengkel kerja. Di bengkel kerja keramik, siswa dapat praktik membuat keramik dengan teknik putaran tegak maupun miring yang menjadi ciri khas Bayat.
Profesor Chitaru Kawasaki, yang bertahun-tahun meneliti teknik putaran miring Bayat karena hanya satu-satunya di dunia ini, siap mendampingi siswa setelah didapuk sebagai guru tamu. Teknik pewarnaan, dekorasi gerabah, dan pembakaran dengan tungku tradisional juga dipelajari siswa di bengkel kerja ini.
Karya siswa yang baru empat bulan belajar membuat gerabah sederhana tampak dipajang di salah satu sudut bengkel kerja. Di bengkel kerja tekstil, para siswa terlihat asyik membuat desain dan gambar. Ada pula yang belajar membatik dengan canting dan malam serta mewarnai.
Mesin jahit dan obras terpasang, menunggu giliran untuk mengantar para siswa belajar memodifikasi kain karya mereka menjadi busana. Contoh karya berupa kain panjang (jarik) dan selendang batik serta contoh busana terpajang di beberapa sudut ruangan. Karya terbaik dipamerkan di galeri komersial.
Bukan tanpa sebab jika SMKN 1 ROTA membuka dua jurusan yang unik ini. Jurusan keramik bahkan satu-satunya di Kabupaten Klaten. Potensi Bayat sebagai pusat perajin batik tulis dan gerabah meyakinkan pihak donor untuk membuka dua jurusan yang sesuai dengan potensi lokal.
"Di Bayat sudah banyak buruh batik dan keramik. Kita tak perlu lagi menambah jumlah mereka. Anak-anak yang bersekolah di SMKN 1 ROTA ini yang nanti akan menggunakan sumber daya manusia yang ada untuk keuntungan masyarakat karena akan memotong jalur tengah atau makelar. Buruh batik hanya tahu mendapat upah Rp 10.000. Padahal, dengan booming batik, seharusnya mereka bisa dapat lebih dari itu," kata Lily, yang juga Ketua Yayasan Titian yang menjadi mitra Reach Out to Asia (ROTA) di Indonesia.
ROTA adalah salah satu divisi dari Qatar Foundation yang dimiliki keluarga Kerajaan Qatar yang khusus mengurusi program di Asia. ROTA akan menggelontorkan 3 juta dolar Amerika Serikat atau kurang lebih Rp 28,5 miliar untuk pembangunan gedung sekolah dan fasilitasnya, mendatangkan guru-guru tamu, serta pengembangan kurikulum hingga tiga tahun ke depan. Setelah itu diharapkan SMKN 1 ROTA dapat mandiri lepas landas mencapai cita-citanya memajukan pendidikan dan kehidupan anak-anak di pelosok Bayat.
Selain memberi bekal keterampilan, siswa-siswi SMKN 1 ROTA dibekali pengetahuan kewirausahaan, bahasa Inggris, dan teknologi informasi agar tidak hanya menjadi jago kandang, melainkan mampu pula bersaing di pasar global. Oleh karena itu, laboratorium bahasa dan komputer dengan fasilitas sangat memadai serta perpustakaan dengan 1.500 judul buku dan koleksi audio visual siap mengantarkan para siswa agar tidak ”kuper” menghadapi pergaulan global.
Dengan berbagai program penunjang ini, siswa diharapkan kelak mampu menghasilkan karya seni batik dan keramik yang artistik dan bernilai ekonomis tinggi. Mereka diharapkan menjadi pencipta, bukan sekadar menjadi tukang. Para siswa pun dengan lugas mengatakan bercita-cita menjadi wirausaha, seperti Indriani Asta (15) yang ingin menjadi pengusaha batik.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, yang menghadiri peresmian sekolah ini akhir Desember 2009 lalu berharap, pihak lain melalui program corporate social responsibility(CSR)-nya dapat berlomba melakukan hal serupa untuk memajukan pendidikan anak-anak, khususnya di Jawa Tengah. Pembangunan SMKN 1 ROTA disebutnya contoh bagus kerja sama Pemerintah Kabupaten Klaten, yang menyediakan lahan hampir 3 hektar, dengan ROTA dan Titian.
Direktur ROTA Omnia Nour berharap, SMKN 1 ROTA tidak hanya menjadi sekolah biasa, melainkan pusat unggulan (center of excellence) batik dan keramik dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan guru-guru yang kompeten. Pembangunan SMKN 1 ROTA sekaligus ingin menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak untuk semua. Anak desa pun tidak kalah dari anak kota jika memiliki akses pendidikan yang sama.

Profil SMK N 1 ROTA BAYAT


Profil SMK N 1 ROTA BAYAT


Nama Sekolah
:
SMK Negeri 1 ROTA Bayat
NSS
:
661031004105
NPSN
:
20357317
Nomor SK Sekolah
:
421.5/788.B/11
Tanggal SK Sekolah
:
21 Juli 2011
Nama Sekolah Sebelum SK
:
SMK Negeri 1 Bayat
Alamat Sekolah/ Telp
:



- Jalan
:
Jl. Raya Bayat - Cawas


- Desa
:
Beluk


- Kecamatan
:
Bayat


- Kabupaten/ Kodya
:
Klaten


- Kotak Pos
:
57462


- Email
:


- Website
:
http://smkn1-rotabayat.sch.id


- Telepon
:
(0272) 3120800


- Faksimili
:
(0272) 3140310
Status Sekolah
:
Negeri
Bidang/ Program Keahlian
:



- Kria Tekstil/Batik
:
Belum Terakreditasi


- Kria Keramik
:
Belum Terakreditasi
Kelembagaan
:
dipersiapkan SBI
Manajemen
:
Adopsi SMM ISO 9001 :  2000
Luas Tanah
:
28.915 m2
Luas Bangunan
:
9.250 m2
Status Tanah
:
Milik Sendiri
Status Bangunan
:
Permanen
Data Siswa
:




Fasilitas sekolah



a. Ruang Teori/ Kelas
:
12 Ruang
b. Ruang Praktik Tekstil /Batik
:
1 Ruang
c. Ruang Praktik Keramik
:
1 Ruang
d. Laboratorium Komputer
:
1 Ruang
e. Laboratorium Bahasa Inggris
:
1 Ruang
f. Ruang Perpustakaan Multimedia
:
1 Ruang
g. Busines Center /Toko
:
1 Ruang
h. Ruang Ibadah
:
1 Ruang
i. Ruang Guru
:
1 Ruang
j. Ruang Tata Usaha
:
1 Ruang
k. Ruang UKS
:
1 Ruang
l. Ruang BK
:
1 Ruang
m. Ruang Serba Guna
:
1 Ruang
n. Ruang Kantin
:
1 Ruang
o. Guest House
:
1 Ruang
p. Showroom
:
1 Ruang
Kurikulum
:
KTSP
Guru
:




Kapala Sekolah
:



Nama Kepala Sekolah
:
Drs. Supardi


NIP
:
19580817 198203 1 031
SK. Pengangkatan
:
Nomor : 821.2/09/10
Bupati Klaten
Tanggal
:
13 Januari 2010
TMT SK
:
13 Januari 2010

Batik 70 Meter, Masterpice SMKN 1 Rota Bayat



JAKARTA - Biasanya, program kompetensi yang dibuka pada suatu sekolah menengah kejuruan (SMK) tergantung pada potensi alam daerah tersebut. Di daerah Jawa Tengah, banyak SMK memasukkan keahlian batik sebagai kompetensi kajiannya. 

Seperti yang terdapat pada SMKN 1 Rota Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Program kompetensi batik di SMK tersebut telah mampu menghasilkan produk-produk berkualitas yang punya daya jual. Produk-produk ini mereka tampilkan dalam Pameran Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2010 di Jakarta Convention Center, pekan lalu.

"Selama dua hari pameran pendapatan kami telah mencapai Rp20 juta," klaim Guru SMKN 1 Rota, Bayat, Klaten, Jawa Tengah Daliya kepada okezone di sela-sela pameran.

Daliya menambahkan, selain produk-produk komersial, SMKN 1 Rota, Bayat, sedang mempersiapkan satu karya yang akan menjadi masterpiece mereka. Karya ini diberi nama Sketsa Budaya Bangsa. 

Sketsa Budaya Bangsa merupakan satu karya batik tulis yang dikerjakan oleh siswa kelas 1 SMKN 1 Rota, Bayat. Mereka membuat lukisan tentang berbagai kehidupan sosial di Indonesia seperti kehidupan para petani, nelayan, pedagang, peternak, dan lainnya. Selama tiga bulan pengerjaannya, karya ini sudah mencapai panjang 70 meter. 

"Kami harap, dengan dukungan banyak pihak karya ini akan terus dikembangkan hingga lebih panjangnya, bahkan kalau mungkin menjadi tidak terhingga," papar Daliya. 

Daliya juga berharap, karya ini bisa masuk daftar Museum Rekor Indonesia (MURI) atau bahkan tercatat di buku rekor dunia. Dia mengklaim, karya SMKN 1 Rota, Bayat, ini adalah yang pertama di Indonesia, bahkan dunia.
 


SMKN 1 ROTA Bayat disatroni maling


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Rota Bayat disatroni pencuri, Jumat(22/7/2011). Akibat kejadian itu, sekolah yang berada di Jl Wedi-Bayat, Desa Beluk, Kecamatan Bayat diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp 100 juta.
Informasi yang dihimpun Espos, kejadian itu kali pertama diketahui oleh penjaga sekolah setempat, Danang Kuswantoro, 32. Seperti hari biasa, warga Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat ini sekitar pukul 05.00 WIB sedang keliling di area sekolah.
Di saat itulah, Danang dikagetkan dengan rusaknya pintu dan jendela ruang guru dan ruang praktik siswa. Karena curiga, Danang kemudian melakukan pemeriksaan di lokasi tersebut.
Betapa kagetnya Danang, saat mengecek seluruh ruangan itu, puluhan Central Processing Unit (CPU), beberapa proyektor dan sebuah laptop sudah raib dibawa maling. Tidak lama kemudian, saksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bayat.
Dari olah TKP yang dilakukan, pelaku diduga lebih dari satu orang. Pelaku diduga masuk ke dalam ruangan melalui pintu belakang sisi timur. Setelah mendapatkan barang-barang yang diinginkan, pelaku kemudian keluar melalui jalan semula.
Selain itu, petugas juga menemukan beberapa sidik jari yang diduga milik pelaku. Petugas menduga, pelaku memanfaatkan jalan belakang sekolah yang sepi untuk mengangkut hasil curiannya dengan mobil.
Sementara itu, dari keterangan pihak sekolah, beberapa barang elektronik yang berhasil dibawa kabur pelaku adalah atu laptop Thosiba, dua proyektor merek Focus dan 36 CPU merek Dell. Total kerugian yang harus ditanggung mencapai Rp 100 juta.
“Kasus ini masih dalam penyelidikan dan beberapa saksi masih dalam pemeriksaan,” ujar Kapolsek Bayat, AKP Widji DM mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra Raharja, kepada Espos, Sabtu (23/7/2011).

SMKN 1 ROTA Bayat Strikes Again in Annual Student Company Fair 20 July 29th, 2011


On 23 – 24 July 2011, SMKN 1 ROTA Bayat participated in the Annual SC Fair held in CityWalk, Jakarta, under the company named AKIRA. Akira was a tremendous success in this event and awarded as Best SC Performance and 2nd Runner Up, with the highest return amongst its ‘big city cousins’ competitors. This is the second time Student Company from SMKN 1 ROTA Bayat won the Best Performing Student Company.
Last year SC Sakura of SMKN 1 ROTA Bayat also participated in the Annual SC Fair held in Plaza Semanggi, Jakarta. As a first timer, Sakura also won for The Most Active Student Company. Not only did they make a healthy profit, they were also rewarded for their efforts with prize money.
Titian Foundation has signed a MoU with Prestasi Junior Indonesia (PJI), an alliance of Junior Achievement (JA) Worldwide, Colorado – USA in June 2010, for the implementation of entrepreneurship curriculum in SMKN 1 ROTA Bayat, Klaten. The MoU includes the establishment of Student Company (SC) and participation in SC Fair in Jakarta.

SMK N 1 ROTA BAYAT


"Buruh batik hanya tahu mendapat upah Rp 10.000. Padahal, dengan 'booming' batik, seharusnya mereka bisa dapat lebih dari itu."


Siswa SMKN 1 ROTA, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, praktik membuat keramik dengan teknik putaran miring di sekolah, Kamis (17/12/2009).

KLATEN, KOMPAS.com — Serombongan perempuan dan laki-laki mengenakan busana paduan dari kain

batik dan tenun tangan. Kain batik atau tenun dijadikan rok selutut atau semata kaki, lalu dipadukan dengan selendang batik atau tenun yang digunakan untuk menutup bahu dan disimpul membentuk pita di depan dada. Sungguh unik dan etnik.

Mereka membawa kain batik panjang dengan motif flora karya sendiri yang dibentangkan sambil berlenggak-lenggok di atas panggung. Karya para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 ROTA yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini mengingatkan Lily Kasoem akan Kenzo—perancang busana kenamaan asal Jepang—yang tinggal di Paris, Perancis, dan selalu memasukkan ciri khas negaranya pada karya-karyanya.
Menurut pemilik usaha Lily Kasoem Optical ini, anak-anak dari Bayat ini pun bisa menjadi Kenzo-Kenzo di masa depan. Sarana untuk membantu anak- anak dari pelosok Bayat meraih mimpinya ini telah disediakan berupa sekolah yang representatif.
SMKN 1 ROTA, dilihat dari fisik gedungnya, tidak kalah dari sekolah internasional yang ada di kota-kota besar. Ruang kelas berkondisi nyaman dengan banyak jendela besar membuat kelas terang dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Fasilitas pun lengkap.
Sekolah yang membuka dua jurusan ini, yakni tekstil dan keramik, menyediakan dua bengkel kerja. Di bengkel kerja keramik, siswa dapat praktik membuat keramik dengan teknik putaran tegak maupun miring yang menjadi ciri khas Bayat.
Profesor Chitaru Kawasaki, yang bertahun-tahun meneliti teknik putaran miring Bayat karena hanya satu-satunya di dunia ini, siap mendampingi siswa setelah didapuk sebagai guru tamu. Teknik pewarnaan, dekorasi gerabah, dan pembakaran dengan tungku tradisional juga dipelajari siswa di bengkel kerja ini.
Karya siswa yang baru empat bulan belajar membuat gerabah sederhana tampak dipajang di salah satu sudut bengkel kerja. Di bengkel kerja tekstil, para siswa terlihat asyik membuat desain dan gambar. Ada pula yang belajar membatik dengan canting dan malam serta mewarnai.
Mesin jahit dan obras terpasang, menunggu giliran untuk mengantar para siswa belajar memodifikasi kain karya mereka menjadi busana. Contoh karya berupa kain panjang (jarik) dan selendang batik serta contoh busana terpajang di beberapa sudut ruangan. Karya terbaik dipamerkan di galeri komersial.
Bukan tanpa sebab jika SMKN 1 ROTA membuka dua jurusan yang unik ini. Jurusan keramik bahkan satu-satunya di Kabupaten Klaten. Potensi Bayat sebagai pusat perajin batik tulis dan gerabah meyakinkan pihak donor untuk membuka dua jurusan yang sesuai dengan potensi lokal.
"Di Bayat sudah banyak buruh batik dan keramik. Kita tak perlu lagi menambah jumlah mereka. Anak-anak yang bersekolah di SMKN 1 ROTA ini yang nanti akan menggunakan sumber daya manusia yang ada untuk keuntungan masyarakat karena akan memotong jalur tengah atau makelar. Buruh batik hanya tahu mendapat upah Rp 10.000. Padahal, dengan booming batik, seharusnya mereka bisa dapat lebih dari itu," kata Lily, yang juga Ketua Yayasan Titian yang menjadi mitra Reach Out to Asia (ROTA) di Indonesia.

ROTA adalah salah satu divisi dari Qatar Foundation yang dimiliki keluarga Kerajaan Qatar yang khusus mengurusi program di Asia. ROTA akan menggelontorkan 3 juta dolar Amerika Serikat atau kurang lebih Rp 28,5 miliar untuk pembangunan gedung sekolah dan fasilitasnya, mendatangkan guru-guru tamu, serta pengembangan kurikulum hingga tiga tahun ke depan. Setelah itu diharapkan SMKN 1 ROTA dapat mandiri lepas landas mencapai cita-citanya memajukan pendidikan dan kehidupan anak-anak di pelosok Bayat.
Selain memberi bekal keterampilan, siswa-siswi SMKN 1 ROTA dibekali pengetahuan kewirausahaan, bahasa Inggris, dan teknologi informasi agar tidak hanya menjadi jago kandang, melainkan mampu pula bersaing di pasar global. Oleh karena itu, laboratorium bahasa dan komputer dengan fasilitas sangat memadai serta perpustakaan dengan 1.500 judul buku dan koleksi audio visual siap mengantarkan para siswa agar tidak ”kuper” menghadapi pergaulan global.
Dengan berbagai program penunjang ini, siswa diharapkan kelak mampu menghasilkan karya seni batik dan keramik yang artistik dan bernilai ekonomis tinggi. Mereka diharapkan menjadi pencipta, bukan sekadar menjadi tukang. Para siswa pun dengan lugas mengatakan bercita-cita menjadi wirausaha, seperti Indriani Asta (15) yang ingin menjadi pengusaha batik.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, yang menghadiri peresmian sekolah ini akhir Desember 2009 lalu berharap, pihak lain melalui program corporate social responsibility (CSR)-nya dapat berlomba melakukan hal serupa untuk memajukan pendidikan anak-anak, khususnya di Jawa Tengah. Pembangunan SMKN 1 ROTA disebutnya contoh bagus kerja sama Pemerintah Kabupaten Klaten, yang menyediakan lahan hampir 3 hektar, dengan ROTA dan Titian.
Direktur ROTA Omnia Nour berharap, SMKN 1 ROTA tidak hanya menjadi sekolah biasa, melainkan pusat unggulan (center of excellence) batik dan keramik dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan guru-guru yang kompeten. Pembangunan SMKN 1 ROTA sekaligus ingin menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak untuk semua. Anak desa pun tidak kalah dari anak kota jika memiliki akses pendidikan yang sama.
http://edukasi.kompas.com/read/2010/01/22/0944357/SMKN.1.ROTA..Melahirkan.Kenzo.Kenzo.dari.Bayat.

Terakhir Diperbaharui pada Sabtu, 28 April 2012 09:31

Membuat Jaringan Komputer



            Apabila ingin membuat jaringan komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan tambahan seperti Hub, Bridge, Switch, Router,Gateway sebagai peralatan interkoneksinya
HUB

    Hub Alat penghubung atar komputer, semua jenis komunikasi hanya dilewatkan oleh hub. hub digunakan untuk sebuah bentuk jaringan yang sederhana (misal hanya untuk menyambungkan beberapa komputer di satu group IP lokal) ketika ada satu paket yang masuk ke satu port di hub, maka akan tersalin ke port lainnya di hub yg sama dan semua komputer yg tersambung di hub yang sama dapat membaca paket tersebut. Saat ini hub sudah banyak ditinggalkan dan diganti dengan switch. Alasan penggantian ini biasanya adalah karena hub mempunyai kecepatan transfer data yang lebih lambat daripada switch. Hub dan switch mempunyai kecepatan transfer data sampai dengan 100 Mbps bahkan switch sudah dikembangkan sampai kecepatan 1 Gbps.
   Switch


   Router







    Router Alat yang bertugas untuk mengantarkan paket data dalam jaringan. router dapat digunakan jika tersambung paling tidak dengan dua jaringan yang berbeda sehingga pengaturan tersebut membutuhkan sebuah router.Router berada di sisi gateway sebuah tempat dimana dua jaringan LAN atau lebih untuk disambungkan. Router menggunakan HEADERS dan daftar tabel pengantar (Forwarding Table) untuk menentukan posisi yang terbaik untuk mengantarkan sebuah paket jaringan dan juga menggunakan protokol seperti ICMP,HTTP untuk berkomunikasi dengan LAN lainnya dengan konfigurasi terbaik untuk jalur antar dua host manapun.

   Bridge
    Pengertian dari sebuah bridge adalah bekarja pada data link layer pada OSI. bridge adal alat yang digunakan pada suatu jaringan yang berfungsi untuk memisahkan sebuah jaringan yang luas menjadi segment yang lebih kecil. bridge membaca alamat MAC (media access control0 dari setiap paket data yang diterima yang kemudian akan mempelajari dridging table untuk memutuskan apa yang akan dikerjakan bridge selanjutnya pada paket data tersebut, apakah diteruskan atau di abaikan. jika switch menpunyai domein collision sendiri-sendiri disetiap portnya, begitu juga dengan bridge memiliki domain collision ttetepi ia juga dapat membaginya dari sebuah domain collision yang besar menjadi yang lebih kecil, dah bridge hanya akan melewatkan paket data antar segment – segment jika hanya segment itu sangat diperlukan
Terdapat tiga jenis bridge jaringan yang umum dijumpai:
Bridge Lokal : sebuah bridge yang dapat menghubungkan segmen-segmen jaringan lokal.
Bridge Remote : dapat digunakan untuk membuat sebuah sambungan (link) antara LAN untuk membuat sebuah Wide Area Network.
Bridge Nirkabel : sebuah bridge yang dapat menggabungkan jaringan LAN berkabel dan jaringan LAN nirkabel.

   Gateway





   Gateway adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi yang berbeda sehingga informasi dari satu jaringan computer dapat diberikan kepada jaringan komputer lain yang protokolnya berbeda. Definisi tersebut adalah definisi gateway yang utama.

Pengertian device sharing


Adalah suatu metode memanfaatkan peralatan yang ada pada suatu komuter oleh computer lainnya
Manfaatnya:
   1.       Memudahkan suatu peralatan untuk digunakan oleh beberapa pengguna dalam sebuah network
   2. Memudahkan seseorang yang berada pada sebuah kantor yang mempunyai device untuk menggunakanya tanpa harun mencopot dari computer dan memasang ke computer lain
Mensetting shared printer dan instalasi driver printer
     a.Shared printer (server)
  1.       Klik start>control panel>printer nd faxes
  2.       Klik kanan pada printer yang akan di shared pilih sharing
  3.       Klik radio button :shared this printer
  4.       Klik ok
  5.       Printer yang tersharing ditandai dengan gambar telapak tangan
     b .      Instalasi driver printer
  1.        Klik start>control panel>printer nd  faxes
  2.       Klik add a printer
  3.       Klik next
  4.       Pilih radio button :a network printer or a printer
  5.       Klik next klik radio buton browse for printer
  6.       Klik next
  7.       Gunakan scroll bar untuk memeilih printer dalam jaringan

Menginstal program melalui jaringan

    1. Klik kanan my computer>explorer
      2. Pada kolom address ketik tanpa tanda petik”\\(nama komputer\ip address)
      3. Akan muncul folder yang telah di shearch oleh pemilik computer
      4. Pilih program yang akan diinstall
      5. Klik next dan tunggu hingga penginstalan selesai

Searching computer dalam jaringan



    1. Klik start>search
    2. Klik a computer on the network
    3. Pilih a computer on the network
    4. Ketik nama computer yang akan dicari lalu klik search

Mengecek koneksi (ketersambungan) PC pada jaringan computer



            a. Untuk mlihat IP address sebuah PC dalam jaringan
     1.       Klik start>run
     2.       Ketik cmd (untuk win XP)/command (untuk Win 98)
     3.       Klik ok/enter
     4.       Ktik pada C promtpt:ipconfig /all
           b. Untuk mengecek ketersambungan PC dalam jaringan
     1.       Klik start>run
     2.       Ketik cmd (untuk Win XP )/ command (untuk Win 98)
     3.       Klik ok/enter
     4.       Ketik pada C prompt:png 192.168.20.29 (contoh)
     5.       Tekan enter

OCR


OCR adalah tehnologi untuk mengubah image suatu dokumen hasil scan menjadi bentuk teks,yang dapat diedit dengan aplikasi pengolah kata.
A. langkah mensetting scanner dengan OCR
1. klik start>program>scansoft omnipage11.0>omnipage pro 11.0
2. tempatkan dokumen yang akan discan pada posisi menghadap ke lensa dan diposisikan sudut kanan atas permukaan mesin scanner,pastikan mesin scanner dalam kondisi on
3. klik menu proses>proses setting
hilangkan tanda cek dari :automatically proofread in OCR
5. klik ok

B. langkah setting bahasa
1. klik option pallete
2. klik OCR
beri tanda cek pada seluruh bahas yang terkandung dalam dokumen
3. klik ok

C. langkah setting sumber untuk halaman dokumen
1. untuk halaman dokumen hitam-putih ,klik pop-up pada menu 1. get page (how)>scanj grayscale
2. untuk halaman dokumen berwarna/bergambar,klik pop-up pada menu 1.get page (how)>scan color
3. setelah proses scanning selesai pilih load file untukmenyimpan image.

Cara menampilkan program OCR



1. dengan program simple OCR
klik start>program>simple OCR
bagi pengguna office 2002 keatas bisa menggunakan aplikasi ms.office scanning.
untuk menggunakan pada OS Windows XP klik start>all program>ms.office tools>ms.office document scanning.

2. dengan program omnipage
a. hidupkan scanner
b. klik start>programs>scansoft omnipage pro 11.0>omnipage pro1z1.0
c. tempatkan dokumen pada scanner dengan posisi menghadap ke lensa dan pada sudut kanan atas permukaan scanner,pastikan scanner kondisi on
4. klik start

Cara mengoperasikan program omnipage pro



hidupkan scanner
2. buka program omnipage pro dengan cara klik start>all programs>caere applications (omnipage pro)
3. siapkan dokumen yang akan discan, masukkan pada scanner.pastikan dokumen bersih,tidak kotor,dan buram.hiruf diusahakan berwarna hitam dan putih dengan font standart,ukuran 12.pilih icon image lalu klik scan
4. klik icon OCR and proof
5. tunggu proses recognizing
6. pengeditan teks dapat dilakukan

Menyimpan dan mencetak halaman yang discan. langkah:


        Menyimpan dan mencetak halaman yang discan.
langkah:
1. tulis nama file pada kolom file name
2. pilih format penyimpanan yang diinginkan pada popo-up save as type
3.tentukan lokasi penyimpanan file pada pop-up save in
4. klik ok

cetak hasil scanning
1. tekan ctrl+P atau klik file print
2. pilih printer yang sesuai
3. masukkan halaman yang akan diprint pada kolom pages apabila ingin dicetak semua halaman maka pilih all
4.klik print

PEMUDA BERPRESTASI DALAM BALUTAN CINTA ROBB-NYA


PEMUDA BERPRESTASI DALAM BALUTAN CINTA ROBB-NYA


“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”, (TQS.        18:10). 

Sebuah inspirasi dari Al Quranul Karim, bahwasannya dalam kisah askhabul kahfi yang berdoa kepada RabbNya untuk diberikan rahmat serta petunjuk untuk menjalankan urusan-urusan dunia dan akhirat nanti sehingga ika saatnya tiba dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik. Dialah pemuda inspirator, dimana dalam setiap rusuk-rusuknya terbakar semangat yang membaja.
<<>>
Di zaman ini pemuda adalah tulang punggung negara. Dipundaknya terdapat beban berat yang tidak semua orang mampu untuk memikulnya. Di setiap sendinya mengalir semangat untuk persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga keutuhan negeri yang penuh cinta ini. Bhineka Tunggal Ika, menjadikan kita untuk senantiasa berfikir dan terus menggali potensi, bahwa walaupun kita berbeda kita tetap satu, satu falsafah (pandangan hidup), yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pemuda adalah titisan sang bagaskara yang menyengatkan bumi. Setiap kehangataanya mampu memberikan keteduhan untuk berfikir yang jernih serta dan belaian cinta untuk negeri. Pemuda memberikan pesona di setiap langkah-langkahnya yang membahana. Bersamanya jiwa-jiwa kami mendapatkan sokongan punggung-punggung yang kokoh nan kuat. Setiap sisi linier ada balutan semangat membaja sang pemuda inspiratr bangsa. Pemuda harapan bangsa-lah yang mampu menjawab tantangan bangsa ke depan. Pemuda generasi terbaik di setiap masa, itu KITA.

Tantangan     bangsa            ?

Tantangan bangsa ke depan sangatlah kompleks, tidak lagi seputar regional namun juga meluas hingga hubungan dengan negara-negara di sekitar. Kita sebagai pemuda harus siap untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang sangat cepat di era globalisasi ini. Pemuda adalah sosok masa depan, karena nasib bangsa ke depan berada dalam genggaman eratnya. Pemuda sebagia cerminan kemajuan bangsa haruslah bisa menjadi teladan baik itu di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik maupun dibidang-bidang         yang    lain.

Pemuda harus bisa merangkul semua aspek yang menjadikan bangsa ini lebih berkarakter. Berbicara tentang bangsa yang berkarakter, menurut penulis, bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang cerdas, bermoral, bermartabat, brakhlak mulia, serta memegang teguh agamanya. Karena bagaimanapun agama-lah yang akan membentuk karakteristik dari diri pemuda itu sendiri.

Bagaimanakah           caranya           ?

Yang pertama, menjadikan pembangunan berkarakter bagi pemuda bangsa sebagai prioritas utama, baik melalui pendidikan formal, pendidikan politik, maupun pendidikan formal yang lain. Menurut Undang-Undang Kepemudaan pasal 3, “Tujuan pembangunan pemuda adalah untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan”. Dari tujuan ini dapat kita lihat dengan keteladanan bahwa pendidikan melalui penanaman nila-nilai moral dan agama, pengembangan jiwa sosial, apresiasi terhadap kebudayaan, tindakan kearifan lokal melalui tindakan-tindakan yang militan, serta hal-hal lain yang sangat memegang peranan penting dalam pembangunan pemuda berkarakter. Karena sekali lagi pembentukan ruh-ruh pemuda yang penuh dengan inspirasi dan motivasi untuk senantiasa memperbaiki kehidupan bangsa merupakan tolak ukurnya.

Kemudian yang kedua adalah dengan mengadakan perubahan serta pendekatan baru dalam program kepemudaan. Dalam hal ini menurut Berger pada tahun 1994 di sebuah bukunya menjelaskan bahwa ada 4 faktor penting dalam konteks perubahan itu, yakni strategi, implementasi/operasi, budaya, serta yang terakhir adalah system imbalan          (reward           system).

Strategi merupakan perencanaan, dimana ketika kita ingin menggapai sesutau kita harus mempunyai perencanaan yang baik, terkonsep dengan matang, serta struktur perencanaan yang jelas. “I we fail to plan, we plan to fail” maksudnya sebesar apapun cita-cita untuk kemajuan bangsa ini dengan memaksimalkan peran pemuda, namun jika kita tak pandai-pandai untuk merencanakan, mengkonsep dengan matang maka hasilnya pun tidak akan maksimal. Semua akan tetap berjalan, namun akan ada beberapa disana-sini yang seperti terdapat lubang, sehingga hal ini suatu      saat     akan    menggembosi semangat        kita.

Impementasi/operasi, merupakan langkah realistis yang nyata. Setelah kita mampu untuk merencanakan dengan baik kemudian kita mencoba untuk menjalankan apa yang telah kita konsepkan tadi dengan ikhtiar yang maksimal. Sesungguhnya Alloh sangat memperhatikan proses perubahan hambaNya. Mungkin hal ini yang menjad motivasi kita untuk senantiasa menjaga perbuatan kita. Amar ma’ruf nahi mungkar. Berbuatlah yang baik selama nafas ini masih menggantung di tenggoroka kita. Petrhatika setiap proes kita agar proses kita menjadi pemuda yang mampu menjawab tantangan bangsa senantiasa bersih dal Allah ridhi.

Budaya, merupakan bagian setiap adat istiadat yang ada pada suatu negeri. Budaya merupak seni yang terbentuk karena kebiadaan. Oleh karena itu marilah kita menjadikan setiap kebiasaan kita menjadi kebiadaab yang baik, indah, serta santun. Karena budaya pemuda menjadi identitas bagi negerinya.

Yang terakhir adalah sistem imbalan (reward system), dimana setiap prestasi harus diberikan penghargaan agar prestasi itu menjadi semakin kuat, berkembang, dan mampu menjadi motivasi orang-orang di sekitar. Baik itu birokrat, pemerintah, masyarakat, serta komponen-komponen yang menjadikan prestasi ini menjadi inovasi dan motivasi. Imbalan tidak harus berupa nominal yang besar, namun perhatian serta upaya pengembangan terhadap bidang yang mampu berprestasi itu sangat       penting.

Oleh karena itu dimanapun posisi kita sekarang berada, marilah kita kembangkan setiap lini yang ada di sekitar kita. Jadilah pemuda berprestasi sebagai harapan bangsa. Karena sesungguhnya janganlah meragu untuk terus bergerak, untuk terus berprestasi.

Pendidikan Pada Masa Remaja


Pendidikan Pada Masa Remaja
Setiap manusia mengalami fase-fase tertentu dalam hidupnya, seperti pada masa bayi, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase lanjut usia. Namun, yang sering mengalami pencarian makna hidup berada pada fase remaja. Pada suatu periode dalam masa perkembangan yang merupakan fokus yang menarik untuk dikaji adalah remaja. Sebab pada masa ini, individu remaja mengalami masa penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada disekitarnya, khususnya dengan tatanan norma, nilai, adat, dan etika yang berlaku di masyarakat. Masa remaja merupakan masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa remaja termasuk juga masa yang indah dan terkadang kita mendengar slogan “Indahnya Masa Remaja”, tapi jangan lupa masa ini juga merupakan masa yang menentukan, di mana anak banyak mengalami perubahan fisik dan psikis.
Pada masa perkembangan ini, remaja mulai menuntut untuk diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri, suka mencetuskan perasaannya, jika dianggap perlu remaja tersebut memberontak karena dia merasa bahwa dirinya bukan anak-anak lagi, dan mengapa belum diakui kedewasaannya hingga mengakibatkan kegelisahan di dalam dirinya, kurang tenang dengan keadaan lingkungan. Biasanya remaja memiliki yang dikaguminya, namun sikapnya tidak selalu negatif. Remaja juga sangat tertarik kepada kelompok sebaya, mencari perhatian di dalam lingkungannya, emosi yang meluap-luap, serta pertumbuhan fisik mengalami perubahan yang pesat. Di sisi lain, kehidupan remaja sangat kompleks dengan berbagai kreatifitas dan keinginan untuk mencoba segala yang ada di sekitarnya, baik dalam bidang pergaulan maupun intelektual. Olehnya itu dibutuhkan suatu wadah agar bakat, minat serta keinginan berprestasi dapat diwujudkan.
Pendidikan yang merupakan usaha sadar dan dilakukan oleh orang dewasa(pendidik) dengan berencana, terprogram dan terkendali untuk menyiapkan individu melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan  pendidikan itulah, individu remaja mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya melalui alat atau media pendidikan hingga peserta didik (remaja) mampu menemukan aktivitasnya sendiri serta dapat mengalami perubahan positif dalam aspek kepribadiannya yang menyangkut tri domain yaitu, perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor.
A. Fungsi-fungsi Pada Sistem Pendidikan
Beberapa penelitian menunjukkan titik berat dari peranan sekolah yang mengembangkan interpersonal remaja dalam mencapai pegetahuan, keterampilan, dan pewarisan budaya. Berdasarkan penelitian itu tampak bahwa terdapat sebuah sekolah tingkat pertama di desa yang mengatur 100 sampai 2000 siswa. Coleman (1961) menemukan bahwa sekolah belum menyelesaikan atau membentuk popularitas tertentu. Sebuah contoh, hanya 31% pelajar putri dicari menjadi kelompok pelajar istimewa tapi 45% dicari mengingat sebagian jadi atlet, dan umumnya 28% laki-laki sebagai pelajar istimewa mengingat kekurangan mereka, tapi 72% kekurangannya dipanggil kembali pada biasanya. Smilarly Snyder (1972) menemukan bahwa umumnya sekolah lanjutan tingkat pertama paling penting menyeleksi kriteria antara laki-laki dan perempuan untuk memberikan penghargaan dan status yang membawa kualitas individu. Berikutnya yang paling penting, memiliki materi, aktivitas sosial, dan olahraga. Prestasi sekolah melihat kualitas dan rangking mereka.
Selain itu, Johnston and Bachman (1976) dalam suatu penelitian pada sebuah negara kemungkinan sampel 2100 guru sekolah menemukan bahwa baik guru maupun peserta didik hampir semuanya berpendapat, dimanakah letak fungsi sebenarnya sekolah menengah. Group-group percaya bahwa olahraga telah memberi tempat dan titik berat pada sekolah mereka. Fungsinya kurang lebih memberikan keterampilan dan menitikberatkan pada pewarisan budaya, norma dan nilai.
Bagaimanapun juga data yang dilaporkan oleh Johnston dan Bachman serta peneliti lainnya ada indikasi yang paling mendasar untuk fungsi-fungsi terakhir. Frieson (1968) meneliti tentang 15.000 pelajar pada 19 sekolah di Kanada.  Dia menemukan bahwa pelajar yang kelihatan atletik dan populer dan yang lebih penting untuk mempersoalkan fungsi kesuksesan. Tetapi mereka yakin sekolah yang berprestasi lebih mementingkan fungsi kesuksesan untuk masa depan dibandingkan dengan yang lainnya. Tambahan lain melihat memperoleh keterampilan untuk masa depan dan peranan sebagai perpindahan budaya, data dari Johnston dan Bachman (1976) mendukung fungsi pokok dan menjadikan dengan menitikberatkan sekolah masa depan sebagai harapan remaja yang terakhir. Selain olahraga, guru dan pelajar sepakat bahwa peningkatan motivasi dan keinginan belajar merupakan fungsi yang paling umum daripada isu tentang prestasi sekolah sebagai prioritas utama.
Beberapa sekolah negeri  sebagai sampel, ada kendala besar dalam memperoleh keterampilan dan fungsi kewarisan budaya. Hadden (1969)mencatat bahwa  45% siswa yang belajar melihat sekolah sebagai sebuah  harapan atau simbol kehancuran dunia “ sedangkan Rewer mencatat dari 25% apa yang mereka telah pelajari kebodohan, kegagalan dan kehilangan jati diri. Fungsi-fungsi itu lebih menambah tekanan individu dan interpersonal. Hanya 2/3 sampel setuju bahwa “sekolah telah merubah seluruh pandangan saya sendiri”.
Kelihatannya semua peranan pendidikan menyebutkan bahwa diakui siswa merupakan aspek paling penting dalam pendidikan, bagaimanapun juga data dari sampel sebuah negara, atas pelajar menunjukkan 75% percaya bahwa sekolah mampu memberikan sebuah pekerjaan yang istemewa pada peserta didik.
Sekolah menjalankan beberapa fungsi, paradigma tentang berbagai fungsi pendidikan telah dipikirkan oleh berbagai ahli perkembangan remaja.Ausubel Montemayor dan Svajian (1977) melihat bahwasanya dasar dari pendidikan adalah sebuah alat untuk mengabadikan dan mewariskan kebudayaan serta mampu memberikan atau menambah wawasan tentang hidup. Sekolah juga merupakan salah satu cara untuk memindahkan dan mendapatkan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Mecandless (1970)mengungkapkan bahwa sekolah seharusnya berfungsi untuk memberikan keterampilan dan mewariskan budaya ilmu pengetahuan dan nilai. Bagaimanapun dia percaya sekurang-kurangnya sekolah memiliki fungsi umum sebagai sebuah aktualisasi. Mecandless yakin bahwa sistem pendidikan menciptakan sebuah latar belakang di mana remaja dapat bahagia dan tertantang. Sekolah adalah sebuah tempat atau lembaga untuk mengembangkan pribadi secara optimal, memaksimalkan identitas diri individu serta individu mampu berbakti pada masyarakatnya.
Sekurang-kurangnya terdapat berbagai fungsi sekolah pada “personal” dan “interpersonal” yang kita kenal. Ausubel (1977) di mana sekolah adalah sebuah tempat yang menggambarkan sebuah konteks interaksi sosial dan mengembangkan kebersamaan. Meskipun remaja diberikan kebebasan dari orang tua. Sekolah bagi remaja adalah sebuah kesempatan untuk menemukan status atau identitas sosialnya. Mungkin kita sepakat dengan murid sekolah yang mampu menunjukkan prestasi di luar kurikulum dengan menempatkan pada kelas khusus atau kegiatan ekstrakurikuler atau pula aktivitas organisasi di sekolah, misalnya club-club olahraga. Pendidikan dan latihan yang didapatkan di luar sekolah makin patut diberikan untuk status sosialnya di masa depan.
B. Karakteristik Pendidikan Selama Masa Remaja
Proses belajar akan berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhan bagi seorang individu. Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhan bagi remaja untuk belajar. Olehnya itu, remaja secara sadar telah mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis pekerjaan yang diidamkan itu memerlukan saran pengetahuan dan keterampilan tertentu yang harus dimiliki. Hal inilah yang membimbing remaja menentukan pilihan jenis pendidikan yang akan diikuti.
Remaja pada usia 13-14 tahun atau pada usia awal remaja (pre-adolescence) di mana jenjang pendidikan berada pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP, mereka mulai mengenal sistem baru dalam sekolah. Misalnya, perkenalan dengan banyak guru yang memiliki berbagai macam sifat dan kepribadian. Hal ini menunjukkan perlunya kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang beragam. Begitu pula anak mulai mengenal berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari dengan berbagai karakteristiknya. Di SLTP belum ada masalah pemilihan jurusan, tetapi untuk tingkat SLTA yaitu saat anak berusia sekitar 15-18 tahun, pemilihan jurusan itu telah pula diperkenalkan.
Di samping pengenalan terhadap sistem pendidikan, para remaja tersebut juga memiliki teman sejawat yang semakin luaslingkungannya dan ia mulai mengenal anak lain dengan berbagai macam latar belakang keadaan keluarga. Dengan kata lain, remaja mengenal dan memiliki masyarakat baru yang merupakan masyarakat sekolah atau teman sebaya. Dengan  demikian, mereka memiliki tiga lingkungan pendidikan yang pola dan karakteristiknya berbeda-beda. Remaja memiliki tiga lingkungan kehidupan, yang ketiga-tiganya mempunyai corak yang berbeda serta masing-masing memikul tanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan. Mengingat hal itu, maka setiap remaja berada pada posisi pendidikan yang majemuk, mereka berada di lingkungan kehidupan pendidikan keluarga, kehidupan pendidikan masyarakat, dan kehidupan pendidikan sekolah yang diikutinya. Yang mana dari masing-masing lingkungan kehidupan pendidikan itu tidak selalu sama dasar dan tujuannya. Oleh karena itu, remaja seperti “ditantang” untuk mampu mengatasi problema keanekaragaman tersebut dan mampu menempatkan dirinya dengan tepat dan harmonis.
1. Lingkungan Pendidikan di Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat indiviual yang sesuai dengan pandangan hidup pada masing-masing keluarga, sekalipun secara nasional bagi keluarga-keluarga bangsa indonesia memiliki dasar yang sama, yaitu Pancasila. Ada keluarga yang dalam mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan proses pendidikan pada pendidikan agama dengan tujuan untuk menjadikan anak-anaknya menjadi orang yang saleh dan senantiasa takwa dan iman kepada Tuhan Yang maha Esa. Ada pula keluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikannya berorientasi kepada kehidupan sosial ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anak-anaknya menjadi orang yang produktif dan bermanfaat dalam kehidupan bemasyarakat.
Anak dan remaja di dalam keluarga berkedudukan sebagai anak didik dan orang tua sebagai pendidiknya. Secara garis besar corak dan pola pada penyelenggaraan pendidikan keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;  pendidikan otoriter, pendidikan demokratis, dan pendidikan liberal. Berkaitan dengan itu, pendidikan yang bercorak otoriter memberikan kesan di mana anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang telah digariskan oleh orang tuanya, sedang pada pendidikan yang bercorak liberal, anak-anak lebih cenderung diberikan kebebasan oleh orang tuanya untuk menentukan tujuan dan cita-citanya. Dari beberapa pola pendidikan itu, diketahui bahwa kebanyakan keluarga di Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis. Selanjutnya,  makna pendidikan yang demokratis itu oleh Ki Hadjar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang artinya : di depan memberi contoh, di tengah membimbing, dan di belakang memberi semangat.
2. Lingkungan Pendidikan di Masyarakat
masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal anak-anak. Anak remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan keragamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan dan diikuti oleh anggota masyarakat, dan dengan demikian para remaja perlu memahami hal itu.  Sehubungan dengan itu, maka tidak jarang para remaja memiliki perbedaan pandangan dengan para orang tua, sehingga norma dan perilaku remaja dianggap tidak sesuai dengan norma masyarakat yang sedang berlaku. Hal ini tentu saja akan berdampak pada pembentukan pribadi remaja. Perbedaan ini dapat mendorong para remaja untuk membentuk kelompok-kelompok sebaya yang memiliki kesamaan pandangan.
Di balik itu di dalam masyarakat terdapat tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh kuat terhadap pola hidup masyarakatnya. Namun hal itu terkadang tidak mampu mempengaruhi kehidupan remaja, akibatnya para remaja kadang-kadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan masyarakat, atau para remaja dengan sengaja menghindar dari aturan dan ketentuan masyarakat.
Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyarakat banyak membentuk atau mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban-paguyuban atau kursus-kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya dikemudian hari. Kursus-kursus yang dimaksud pada umumnya berorientasi  kepada dunia kerja. Namun, banyak kelompok kegiatan atau kursus-kursus yang dibangun masyarakat tersebut kurang menarik perhatian remaja; oleh para remaja apa yang disediakan itu dinilainya tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Kondisi semacam itu banyak merangsang pemikiran remaja yang responnya belum tentu positif. Banyak kelompok remaja yang membayangkan masa depannya suram dan mereka membentuk kelompok yang diberi nama “Madesu”.
3. Lingkungan Pendidikan di Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Bagi para remaja pendidikan jalur sekolah yang diikutinya adalah jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Di mata remaja sekolah dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh terhadap terbentuknya konsep yang berkenaan dengan nasib mereka di masa mendatang. Mereka menyadari jika prestasi atau hasil yang dicapaidi sekolah itu baik, maka hal itu akan membuka kemungkinan hidupnya di kemudian hari menjadi cerah, tetapi sebaliknya apabila prestasi yang dicapainya kurang baik, maka hal itu dapat berakibat pada gelapnya masa depan mereka. Kegagalan sekolah bagi remaja dipandang sebagai awal dari kegagalan hidupnya. Dengan demikian, sekolah dipandang banyak mempengaruhi kehidupannya. Oleh karena itu, remaja telah memikirkan benar-benar dalam memilih dan mendapatkan sekolah yang diperkirakan mampu memberikan peluang baik baginya dikemudian hari. Pandangan ini didasari oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, sosial, dan harga diri (status dalam masyarakat). Akan tetapi, dalam menentukan pilihan sekolah  masih banyak terjadi campur tangan orang tua yang terlalu besar. Hal itu sering membawa akibat kegagalan dalam pendidikan sekolah karena anak terpaksa mengikuti pelajaran yang tidak sesuai dengan pilihan dan minatnya.
Dunia pendidikan, baik jalur sekolah maupun jalur luar sekolah, menyediakan berbagai jenis program yang diperkirakan relevan dengan kebutuhan jenis tenaga kerja di masyarakat. Untuk menetapkan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan yang diidamkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan yang meliputi :
1.           Faktor prediksi masa depan.
2.           Faktor prestasi yang menggambarkan bakat dan minat remaja.
3.           Faktor kehidupan yang dapat diamati dari kondisi beragamnya lapangan kerja di masyarakat.
4.           Kemampuan daya saing setiap individu.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan Pada Masa Remaja
a. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak. Kondisi sosial yang menggambarkan status orang tua merupakan faktor yang “dilihat” oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan. Secara tidak langsung keberhasilan orang tua merupakan “beban” bagi anak, sehingga dalam menentukan pilihan pendidikan tersirat untuk ikut mempertahankan kedudukan orang tua. Di samping itu, secara eksplisit orang tua menyampaikan harapan hidup anaknya yang tercermin pada dorongan untuk memilih jenis sekolah atau pendidikan yang diidamkan oleh orang tua.
Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua dan kondisi ekonomi negara (masyarakat). Yang pertama merupakan kondisi utama karena menyangkut kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya. Banyak anak berkemampuan intelektual tinggi tidak dapat menikmati pendidikan yang baik disebabkan oleh keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.
b. Faktor Lingkungan
Pengaruh dari faktor lingkungan ini meliputi tiga macam. Pertama, lingkungan kehidupan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat perindustrian, pertanian, atau lingkungan perdagangan. Dikenal pula lingkungan masyarakat akademik atau lingkungan di mana para anggota masyarakatnya pada umumnya terpelajar atau terdidik. Lingkungan kehidupan semacam itu akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemikiran remaja dalam menentukan jenis pendidikan dan karier yang diidamkan.
Kedua, lingkungan kehidupan rumah tangga di mana kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-cita karier remaja. Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara kedisiplinan cukup tinggi akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku kehidupan pendidikan anak dan pola pikirnya dalam menghadapi karier.
Ketiga, lingkungan teman sebaya. Bahwa pergaulan teman sebaya akan memberikan pengaruh langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja. Lingkungan teman sebaya akan memberikan peluang bagi remaja (laki-laki atau wanita) untuk menjadi lebih matang. Di dalam kelompok sebaya seorang gadis berkesempatan untuk menjadi seorang wanita dan perjaka untuk menjadi seorang laki-laki serta belajar mandiri sesuai dengan kodratnya.
c. Faktor Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan bagian yang terbentuk dari lingkungan. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidup bagi remaja. Dalam memilih lembaga pendidikan, seorang individu dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang melatarbelakangi. Remaja yang berasal dari kalangan keluarga kurang, umumnya bercita-cita untuk di kemudian hari menjadi orang yang berkecukupan (kaya), dan dengan demikian dalam memilih jenis pendidikan berorientasi kepada jenis pendidikan yang dapat mendatangkan banyak uang, misalnya; kedokteran, ekonomi, dan ahli teknik.
D. Implikasi Tugas-tugas Perkembangan Remaja Dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Memperlihatkan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut. Berkaitan dengan hal itu, maka terdapat beberapa implikasi dari tugas-tugas perkembangan remaja dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi ;
a. Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing diantara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beraneka ragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
b. Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah :
-Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan  pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
-Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungan.
-Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal.
c. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan :
-Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga.
-Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua.
d. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari pembahasan  terhadap pokok permasalahan di atas, maka dapat  kami  simpulkan beberapa  hal diantaranya adalah :
1.           Bahwa masa  remaja merupakan  masa yang sangat menentukan, di mana anak banyak  mengalami  perubahan fisik  dan psikis,  mereka menuntut untuk diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri, suka mencetuskan perasaannya, dan pengakuan  terhadap kedewasaannya hingga mengakibatkan kegelisahan di dalam dirinya, kurang tenang dengan keadaan lingkungan. Remaja juga sangat tertarik kepada kelompok sebaya, mencari perhatian di dalam lingkungannya, emosi yang meluap-luap, serta pertumbuhan fisik mengalami perubahan yang pesat.
2.           Bahwa pendidikan  harus diberikan  dan difungsikan secara maksimal  dalam rangka  memberikan keterampilan  dan menitikberatkan  pada pewarisan budaya, norma dan nilai.
3.           Sekolah sebagai salah satu instrument pendidikan  harus sekurang-kurangnya terdapat berbagai fungsi pada “personal” dan “interpersonal”, di mana sekolah adalah sebuah tempat yang menggambarkan sebuah konteks interaksi sosial dan mengembangkan kebersamaan.
4.           Ada tiga jenis lingkungan pendidikan  yang berpengaruh terhadap  remaja dan harus  dijalankan sesuai dengan fungsinya masing-masing yakni lingkungan pendidikan dimasyarakat, lingkungan pendidikan di sekolah dan lingkungan  pendidikan keluarga.
Saran
Adapun  saran-saran kami  untuk sebagai solusi  terhadap permsalahan ini adalah antara lain :
Perlunya  memahami  pertumbuhan  dan perkembangan remaja  sehingga  dipahami pola-popa perilaku  yang seharusnya  dinteraksikan  kepada mereka oleh  semua  pihak baik oleh  keluarga, masyarakat ataupun  para pendidik.