Kamis, 05 April 2012

Kebiasaan Buruk Tak Selamanya Berdampak negatif


Kebiasaan Buruk Tak Selamanya Berdampak negatif

 Memiliki kebiasaan buruk tak selamanya berdampak negatif. Beberapa di antaranya ternyata bermanfaat bagi kondisi fisik dan psikis Anda. Tak percaya?

Tengok saja tiga fakta soal kebiasaan buruk yang dilakukan banyak orang berikut. Ketahui manfaatnya, mungkin saja salah satunya merupakan kebiasaan buruk Anda yang tak perlu dihentikan.

1. Minum kopi gelas besar di pagi hari

Sarapan Anda setiap pagi adalah secangkir kopi? Mengonsumsi minuman ini memang bisa memicu maag. Tapi, dengan mengonsumsinya di pagi hari bisa membuat kondisi perasaan jadi lebih baik dan lebih bersemangat.

Penelitian yang dipublikasi dalam Archives of Internal Medicine menunjukkan, wanita yang minum dua hingga gelas kopi setiap harisi, risiko mengalami depresi bisa berkurang hingga 15 persen. "Kandungan kafein dalam kopi membantu mengaktifkan zat kimia pada otak yang membuat perasaan lebih bersemangat, yaitu dopamin dan serotonin," kata Alberto Ascherio, profesor epdemiologi dan nutrisi Harvard School of Public Health, seperti dikutip dari Woman's Day.

2. Berpikir negatif

Tak ada salahnya untuk sesekali memiliki sudut pandang negatif terhadap suatu hal. Kadang, hal ini membuat Anda justru lebih realistis dan lebih siap dalam menghadapi kondisi terburuk.

Faktanya, menurut penelitian yang dipublikasi dalam Journal of Personality and Social Psychology, level kebahagiaan jangka panjang justru akan berkurang jika Anda selalu berpikir kalau semuanya akan baik-baik saja.

"Menjadi realistis membuat orang berusaha jadi lebih baik, ini membantu mengurangi stres dan kesedihan," kata Erin O'Mara, PhD, asisten profesor di University of Dayton.

Memaksa diri untuk tetap berpikir positif, sebenarnya menekan perasaan khawatir dan emosi lain yang tak sehat bagi kondisi psikologis Anda. Mengubah sudut pandang mungkin bisa Anda lakukan.

Misalnya, saat Anda dan pasangan memiliki utang, lebih baik mengungkapkan "Baiklah, kita memiliki utang, apa hal yang pertama harus dilakukan untuk melunasinya?" daripada "Tenang saja, kita pasti bisa melunasinya". Latih diri Anda untuk mengubah pikiran negatif menjadi bahan analisis agar lebih realistis.

3. Tak bisa menahan emosi

"Amarah sebenarnya emosi positif yang sering kali salah dimengerti. Ini memotivasi Anda untuk melakukan aksi untuk mengatasi situasi yang buruk," kata Mary Lamia, PhD, seorang psikolog klinis.

Jangan takut menunjukan emosi, baik saat marah, sedih atau kecewa. Tapi, usahakan untuk menyediakan waktu menenangkan diri sebelum bereaksi. Menurut Dr. Lamia, hal ini memberi Anda waktu untuk berpikir.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar